Minggu, 28 Juni 2015

Kumpulan 'Quote' Miftahul Arifin


1/
Aku senang, engkau senang. Terutama ketika engkau aku yang menyenangkan. Dan gundahmu tak lagi berkelindan.




2/
Batas bahagia dan sedih itu kadang tidak lebih lama dari ketika mata berkedip.  Menjaga tawa, ceria, dan senang lebih sulit jika kita tak pandai mencari makna.


3/
Inilah hakikat hidup. Karena hal kecil adakalanya kita meredup. Kitapun harus tahu, ini hanya soal waktu.



4/
Pikir yang sehat dan hati yang damai. Menjadi pelajaran yang rumit ketika kabar buruk aku dengan terutama jika tentangmu dalam bingkai janur anyam.



5/
Tidak di kamar ini aku dilahirkan. Tapi dari kamar inilah akan lahir aku-aku yang baru. Yang selalu merenung dalam selaput rindu.


[Batang, 10 oktob 2014]



6/
Tangan ini yang akan mengatakan. Lidahku tak pandai bertutur dan terlalu kasar untuk orang selembut engkau.

[Batang, 16 oktober 2014]


7/
Seperti memilih agama, tak ada

paksaan, memilih hidup berdua

dengan seseorang. seperti

memeluk agama, menjalin

hubungan, ia dipaksa pada satu

komitmen yang telah berdua

dibangun.


[16/10/2014]



8/
Tak perlu sedih atau risau. Kita
butuh lapar untuk menikmati
makan. Dan kitapun butuh sedih
untuk menikmati bahagia. hari
baik akan selalu ada, datang
menghampiri. Jika tak engkau
temukan bahagia di sana, di sini
dan di berbagai sudut jalan
kebahagiaan akan selalu ada.

[16/10/2014]



9/
Kehabisan kata dan cerita. Satu

sebab kerena sesuatu yang makin

menyala.



10/
Pencegalan non fisik yang lebih
sadis dari pencegalan fisik.
Adalah pencegalan rasa yang
berpengaruh pada sikologis.



11/
Teruntuk gula yang tak lagi manis atau garam yang kehilangan asin.  Nikmati apapun jenis petaka yang engkau hadapi sampai engkau sadar bahwa engkau karena itu akan lebih paham arti bahagia



12/
Ingin tidur hanya dengan mimpi indah. Yaitu ketika engkau dan aku dalam nyata bahwa kita tidak sekadar saling sapa atau saling senda.
[30/10/2014]



13
Sukses untuk kamu tidak lebih

menyenangkan dari pada sukses

bersamamu. Kita akan berjalan

bersama, berdampingan ke satu

titik di depan sana. Di sinilah

engkau dan aku akan mengerti

bahwa engkau dan aku telah

tiada. Yang ada hanyalah kita. Ya,

kita!

[03/10/2014]



14/
Jika air mata itu terus menetes, aku akan mengusapnya agar tak sampai membasahi jilbabnya.


15/
Bahuku masih terlalu kuat untuk engkau bersandar jika merasa lelah. Agar jika tiba air matamu menetes aku dapat mengusapnya agar tak membasahi jilbabmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar