kalau bukan karena engkau yang tiba di
penghujung malam
aku telah berhenti mengatup pandang
untuk apa memuja lelap
kalau hanya berkawan gelap.
kasih, lihatlah!
mata yang pernah sekejap menatap parasmu
masih belum bisa menyembunyikan perangainya membohongi hujan.
dan
lidah yang fakir menyampaikan pesan tuan
telah menuhankan tangan mengisahkan kenang
walau sekalimat sejumpa engkau yang sesaat
suara gemuruh musim hujan
kau mendengarnya?
itu tak mewakili nyaring gurindam
dari lisan pembenci malam
saat lidahnya mengadu pada alam.
kasih, sebab engkau
aku rela menyongkel mata
menghianati pandang kalau kemarau dibasuh hujan
menulikan telinga kalau seorang hamba telah
bertuan
Jepara, 18 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar