Rabu, 23 Agustus 2017

Maha Koslet Ahlu Nyunnah Wahaboy dengan Segala Cara Berpikirnya

Sebelum saya mulai, saya tegaskan bahwa saya bukan seorang mantri. Saya pun tak tahu tetangga sebelah yang mengaku dari aliran wahaboy itu sedang panas-dingin, puyeng-puyeng, nyeri kepala atau baik-baik saja dan sehat sedia kala.

Saran saya, kalau matanya sudah terasa melihat kunang-kunang atau agak gelap-gelap gimana gitu, segeralah ke dokter atau ke apotek terdekat untuk beli kapsul.

Setelah itu dengarkan hujatan-hujatan saya baik-baik. Ambil kopi, kalau suka merokok, boleh sambil rokokan. Tapi ingat, wabil kusus bagi yang ngaku-ngaku wahaboy, kelompok yang katanya paling ngislam dan nyunnah itu, nggak boleh bawa golok atau parang. Karena saya hanya manusia biasa yang lemah dan masih takut mati muda. Mana belum kawin juga. #duhdek.

Baik. Biar nggak bertele-tele, saya langsung ke pokok persoalan yang akhir-akhir ini sering membuat mata saya merah.

(bukan karena sakit mata atau kemasukan debu lho, ya)

Itu semua karena kamu, Hab. camkan!
Mentang-mentang dari arab, ngaku-ngaku nyunnah trus yang lain bidngah, syiah, kapir, darahnya halal.halal palamu peang?

Baik, saya lanjutkan.

Jadi masalahnya begini,

Saya dengar-dengar ente bilang Syiah itu bukan Islam? Bener? 

lalu ente bilang NU itu Syiah? Iya kan?

Terus, terus, ente ngaku-ngaku Islam sendiri? Islam paling benar menurut gusti Allah? warbyasah.

Sebentar, sebentar. Kalau saya lihat dari tanpangmu nih ya, ente kok terlihat suram. Apa gara-gara brengosmu yang tebal, sampai-sampai batang hidungmu hampir tak kelihatan itu, terus utekmu juga ikut-ikutan rusak, gitu?

Ah, ada-ada saja ente ini. Ente iku neng kene tamu. Ojo kemaki. Sebelum bocah cilik, picek, seperti ente itu lahir, negara Indonesia sudah ada. sudah lahir dengan beragam budaya, suku, ras dan sak piturute.

Ojo ngunu to bos. Haruse ente sopan, gak oleh celelek an. Apalagi coba-coba bikin opini Syiah Bukan Islam, NU itu Syiah. Terus kalau sudah begitu ente akan bilang NU itu bukan islam, kan? Logika macam apa itu yang ente pakai.

Tak kandani yo, NU itu ormas paling gedi neng kene. Wargane yo okeh.Bolone yo Podho ae. Salah sijine yo Muhammadiyah. Walaupun belakangan ini terlihat seperti orang berantem jangan dikira musuhan. Itu sebenarnya hanya bergurau agar makin mesra setelahnya.

(Biasa donk, masak suami istri nggak ada berantem-berantemnya)

Tapi kalau ente macam-macam, jangan harap diberi ampun. Jadi, jangan macam-macam. Ente tau karena apa?

Ya karena NKRI harga mati. NKRI sudah islam. Tak perlu ente islamkan lagi. Islamu itu cocoknya di Arab. Bukan di sini. Paham?

Saya ingatkan nih ya. Kalau ente bilang Syiah bukan Islam lalu NU itu Syiah tentu cara berpikir ente itu keliru. Logika yang ente pakai itu kurang tepat. Tentu tak sesuai dengan prinsip logika umum. Karena premismu memang salah. Kalau premis yang ente pakai salah, jelas kongklusimu juga salah.

Nggak percaya?

Ayo kita cek. Ini sekalian ente tak ajari cara membuat premis-premis yang benar agar kesimpulan ente juga benar. Tentu saja berdasarkan ilmu logika yang sudah dipakai beratus-ratus tahun. Mulai Kong Sokrates sampai ahli-ahli pikir jaman sekarang. Nanti ente pasti mengerti.

(Kecuali ente masih punya dan otaknya dipakai sih, ya).

Pertama, yang perlu diingat, ilmu logika yang dibikin dari premis-premis dan konklusi itu namanya Silogisme atau berpikir deduksi. Terus, Silogisme itu terdiri dari premis Mayor dan Premis Minor. Dari sana bisa terbentuk kongklusi. Bahasa Indonesianya: Kesimpulan.

Kedua, hukum Silogisme, Premis Mayor atau yang disebut kesimpulan umum musti berupa kesimpulan besar. Sedangkan Premis Minor musti lebih kecil. Dan, satu lagi, kata persamaan harus disebut dalam premis minor.

Yang perlu dicatat, kesimpulan berupa premis, baik Mayor atau Minor, harus benar. Kalau tidak, maka sesatlah kesimpulan yang berupa kongklusi nantinya.
Sekarang perhatikan dengan teliti. Karena ini sudah mau memeriksa logika ente (wahaboy).

Ente bilang: (1) Syiah Bukan Islam/Kafir (Premis Mayor) (2) NU itu Syiah (Premis Minor). Jika ikut hukum logika, maka kongklusinya: NU itu bukan Islam/NU itu kafir.

Terus ente juga bikin kesimpulan sendiri: wahaboy itu Islam. (Lha kok, enak men, bikin kesimpulan sendiri.)

Berdasarkan hukum Silogisme ente itu benar. Tapi cacat karena bangunan premisnya kurang tak sesui hukum logika. Lha kok seenaknya sendiri bilang Syiah bukan Islam, NU itu Syiah, sehingga NU bukan Islam, terus ente sendiri yang Islam?

Islam kan shadat, shalat, zakat, puasa, haji. Bukannya, baik Syiah atau NU juga melakukan rukun-rukun itu.
Kok ente nuduh-nuduh mereka bukan Islam, kapir, dan masuk neraka.

Situ waras?

Semarang, 24 Angustus 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar