hujan masih di
persembunyian
enggan
mencumbu tanah membelai dahan.
setahun lebih
kemarau mengarang
tanah tak
menanggalkan basah.sebab
seorang bocah menindihnya
menghujan linggis, memecah kantong air
di bola mata
abu-abunya.
ia merapal. menghapal
ayat-ayat hujan.
sepanjang hari.
seumur petang.
setiap saat.
sampai hapal. sampai
lupa kemarau mengarang.
tanah. dahan. hingga
sejarah. basah gelisah.
hujan masih di
persembunyian
enggan mencumbu
bumi
yang ingin menjadikannya
kisah
bersama
pohon-pohon
mengatapi
kesunyian sampai datang kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar