Minggu, 28 Juni 2015

Kumpulan 'Kata' Miftahul Arifin



1/
Bahagiamu sewaktu-waktu mungkin akan membosankan. Sesekali aku juga ingin melihat kau menangis lalu kau sandarkan kepalamu dan menjadikannya bahu dan bajuku sebagai tisu. Ada sedih yang membahagikan, yaitu ketika kita tak mampu berjalan ada tenang karena "timang"

[25/06/2015]



2/
Peluk yang tabu ketika engkau aku peluk di malam remang, sepi dan temaram. Tapi tidak ketika aku memelukmu untuk resah, pongah, dan engkau dalam jalan tertadang. Kabarkan sayang, jika dekapan ini mampu menghangatkan.

Kecuali hanya untuk membuat ingatan-ingatan yang menjumpaimu di sepanjang jalan atau di waktu lelahmu dan bersantai, aku ingin berbuat agar kau datang tanpa pergi lalu hilang.

Tak ada yang indah untuk diceritakan melebihi kenangan. Kenangan tentang senyuman. Tentang kerling mata dari mata indah tuhan yang kepadamu terwariskan. Atau tentang jilbab yang karena itu keanggunan tak teramat mudah dikata-gambarkan oleh lisan dan angan.

Kau tahu? Ini tidak tentang dan untuk masa silam, lewat, lalu terkatakan. Tetapi satu pandangan bahwa kenangan akan ada dan menjadi cerita. Dan kepada engkau cerita demi cerita akan terulang, teringatkan sampai kita lupa cara untuk bosan.

[25/06/2015]

3/
Kau tahu? dibalik faktualitas ada realitas yang tersembunyi atau sengaja di, ku, sembunyikan karena satu-dua atau mungkin jamak alasan. Aku tidak sedang berbicara tentang apa yang disebut, dalam bahasaku sendiri, sebuah kemunafikan. Tetapi ini tentang apa yang kulakukan menyimpan sebuah misi-keinginan yang, kuharap, jangan kau maknai sebuah najis-kotor-buruk-dan permainan.

Mungkin kau perlu lebih dulu tahu, paham dan mengerti apa yang oleh salah satu kajian disiplin ilmu disebut dengan semiotik. Ilmu tentang penanda, petanda dan tanda. Ada makna denotatif, makna bukan maksud sebenarnya dari sebuah tanda, yang memungkinkan untuk tidak kau pahami secara sederhana dari kata yang mungkin nanpak sederhana. Sausure menyediakan cara untuk itu dan Roland Barthes lebih dalam lagi dengan, sederhananya, paling tidak, mengajukan tanya mengapa dan bagaimana tentang sebuah kata, sikap atau peristiwa.

Setiap cakap dari ucap yang pernah terungkap, kuungkap, entah kau menangkap-nya atau tidak, bahkan diamkupun akan punya makna jika kau tahu.

"Ada rasa yang selalu terjaga. Ada cinta yang tak pernah sirna. Ada rindu untuk, walau hanya, melihat-menatap utuhmu dalam setiap lakumu. Sampai nanti, kini dan, kau tahu? Ini sudah sejak lalu"

[24/06/2015]

4/
Menjaga wanita (mu) tidak dengan mengingatkan, mengumpat atau bahkan memukul orang lain agar menghindarinya. Tapi menjaga hatinya dari sedih yang mungkin akan menghampiri. Bukan salahnya jika ia mencari bahagia tidak di tempatmu tapi di tempat lain karena barangkali selama ini kau hanya menghujaninya dengan tangis yang darimu ia sembunyikan.

[21/06/2015]

5/
Barangkali, bahagia dalam devinisi khusus ialah ketika aku tersenyum dan engkau berbalas senyum. Setelah itu kita tidak terdeskripsikan.

[21/06/2015]

6/
Pertemuan itu lebih menenangkan dari pada sekadar berkirim kabar lewat pesan. Kau tau? kisah cinta bapak ibumu dan barangkali semua orang terdahulu memerlukan ribuan mil jarak tempuh untuk menghapus rindu lalu kemudian jadi satu dalam cumbu rayu.

[13/06/2015]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar