1/
Bahagiamu sewaktu-waktu mungkin akan membosankan.
Sesekali aku juga ingin melihat kau menangis lalu kau sandarkan kepalamu dan
menjadikannya bahu dan bajuku sebagai tisu. Ada sedih yang membahagikan, yaitu
ketika kita tak mampu berjalan ada tenang karena "timang"
[25/06/2015]
2/
Peluk yang tabu ketika engkau aku peluk di malam
remang, sepi dan temaram. Tapi tidak ketika aku memelukmu untuk resah, pongah,
dan engkau dalam jalan tertadang. Kabarkan sayang, jika dekapan ini mampu
menghangatkan.
Kecuali hanya untuk membuat ingatan-ingatan yang
menjumpaimu di sepanjang jalan atau di waktu lelahmu dan bersantai, aku ingin
berbuat agar kau datang tanpa pergi lalu hilang.
Tak ada yang indah untuk diceritakan melebihi
kenangan. Kenangan tentang senyuman. Tentang kerling mata dari mata indah tuhan
yang kepadamu terwariskan. Atau tentang jilbab yang karena itu keanggunan tak
teramat mudah dikata-gambarkan oleh lisan dan angan.
Kau tahu? Ini tidak tentang dan untuk masa silam,
lewat, lalu terkatakan. Tetapi satu pandangan bahwa kenangan akan ada dan
menjadi cerita. Dan kepada engkau cerita demi cerita akan terulang, teringatkan
sampai kita lupa cara untuk bosan.
[25/06/2015]
3/
Kau tahu? dibalik faktualitas ada realitas yang
tersembunyi atau sengaja di, ku, sembunyikan karena satu-dua atau mungkin jamak
alasan. Aku tidak sedang berbicara tentang apa yang disebut, dalam bahasaku
sendiri, sebuah kemunafikan. Tetapi ini tentang apa yang kulakukan menyimpan
sebuah misi-keinginan yang, kuharap, jangan kau maknai sebuah
najis-kotor-buruk-dan permainan.
Mungkin kau perlu lebih dulu tahu, paham dan
mengerti apa yang oleh salah satu kajian disiplin ilmu disebut dengan semiotik.
Ilmu tentang penanda, petanda dan tanda. Ada makna denotatif, makna bukan
maksud sebenarnya dari sebuah tanda, yang memungkinkan untuk tidak kau pahami
secara sederhana dari kata yang mungkin nanpak sederhana. Sausure menyediakan
cara untuk itu dan Roland Barthes lebih dalam lagi dengan, sederhananya, paling
tidak, mengajukan tanya mengapa dan bagaimana tentang sebuah kata, sikap atau
peristiwa.
Setiap cakap dari ucap yang pernah terungkap,
kuungkap, entah kau menangkap-nya atau tidak, bahkan diamkupun akan punya makna
jika kau tahu.
"Ada rasa yang selalu terjaga. Ada cinta yang
tak pernah sirna. Ada rindu untuk, walau hanya, melihat-menatap utuhmu dalam
setiap lakumu. Sampai nanti, kini dan, kau tahu? Ini sudah sejak lalu"
[24/06/2015]
4/
Menjaga wanita (mu) tidak dengan mengingatkan,
mengumpat atau bahkan memukul orang lain agar menghindarinya. Tapi menjaga
hatinya dari sedih yang mungkin akan menghampiri. Bukan salahnya jika ia
mencari bahagia tidak di tempatmu tapi di tempat lain karena barangkali selama
ini kau hanya menghujaninya dengan tangis yang darimu ia sembunyikan.
[21/06/2015]
5/
Barangkali, bahagia dalam devinisi khusus ialah
ketika aku tersenyum dan engkau berbalas senyum. Setelah itu kita tidak
terdeskripsikan.
[21/06/2015]
6/
Pertemuan itu lebih menenangkan dari pada sekadar
berkirim kabar lewat pesan. Kau tau? kisah cinta bapak ibumu dan barangkali
semua orang terdahulu memerlukan ribuan mil jarak tempuh untuk menghapus rindu
lalu kemudian jadi satu dalam cumbu rayu.
[13/06/2015]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar