Jumat, 25 Juli 2014

Selamat Untuk IRM

Hari ini jumat pertama sejak kepulanganku pada hari rabu yang lalu.
Pagi hari yang tampak seperti biasa. Hening dan syahdu. orang-orang sibuk dengan aktifitas masing2, di sawah, di pasar, di kebun, mungkin juga masih di tempat tidur. Di siang hari mereka akan ke masjid untuk melaksanakan shalat jumat. Sebagian yang lain mungkin ada yang tertidur karena merasa lelah bekerja. Para wanita akan menikmati istrahat lebih awal karena tak punya kewajiban shalat jumat.


Sejak pagi hari, waktuku lebih banyak digunakan untuk istirahat, tidur. Tak ada pekerjaan yang harus aku lakukan. Liburan di rumah menjadi semacam pesta tubuh dan pikiran untuk beraktifitas tak begitu berat. Ini terjadi setiap waktu.

Aku terbangun setengah jam sebelum shalat jumat dilaksanakan. Setelah itu mandi, bersiap siap dan tiba di Masjid ketika khotib suda berdiri di atas mimbar, membaca khutbah. Di depan masjid seorang teman menyalamiku. Ia mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, satu tahun lebih muda dari padaaku yang masuk IAIN Semarang pada tahun 2010.

Shalat jumat selesai, aku tak langsung pulang. Di serambi masjid aku duduk, berbincang2 kecil dengan teman yang tadi aku salami. Aku tidak tahu kalau di serambi masjid akan ada rapat. Rapat yang melibatkan dua golongan masyarakat, para pemuda dan sesepuh sekaligus tokoh masyarakat.

Terkejut bukan maen. Ada Perasaan mendalam yang lebih lekat dengan rasa bahagia. Temanku memberitahu bahwa baru2 ini sudah terbentuk Ikatan Remaja Masjid (IRM) Muncek Timur. Rapat itu dalam rangka meminta ijin dan pertimbangan kepada sesepuh untuk mengadakan pengajian akbar.

Sejak beberapa tahun silam hingga hari ini ide semacam itu telah mengendap di kepalaku. Satu keinginan untuk mengadakan organisasi kepemudaan, satu cita2 untuk mengadakan gerakan kepemudaan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dan satu mimpi untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya di desa Muncek Timur.

Kini keinginan itu sedikit demi sedikit mulai tersentuh walau tidak secara langsung dimulai dari tanganku sendiri. Aku senang, aku bangga kepada teman2 yang mendukung terbentuknya IRM. Dalam sejarahnya masjid telah menjadi pusat perkumpulan dan kegiatan kaum muslim. Masjid yang semula hanya dimanfaatkan untuk kegiatan ibadah ukhrawiyah meluas pada kegitan lain yang bersifat kemasyarakatan, pendidikan dll.
Yang saya harapkan juga demikian. IRM nanti dapat benkontribusi lebih banyak dan lebih menyentuh pada kebutuhan masyarakat, dari seluruh aspeknya.

Moncek Timur adalah tempat kelahiran kita. Di pundak kita pula kemajuan diletakkan. Selamat datang IRM. Kelahiranmu adalah mimpi yang selama ini selalu di harapkan menjadi kenyataan.

Moncek Timur, 25 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar