Jumat, 25 Juli 2014

Jiwa yang Terpotong

Jiwa yang Terpotong

Satu kata telah kau dengar Sabagai sapa kau aku kenal Lebih dalam Lebih nyaman Dalam bingkai janur anyam

Inilah aku dan jiwa yang terpotong Mengajimu dalam ruang tanpa waktu dalam huruf tanpa harkat Dengan burung tanpa sayap, aku tertatih dalam terbang penuh khayal

Dalam kebisuan kau tumpahkan keganasan

Kita saling tahu tapi tidak saling sapa, saling sapa tapi tidak saling senda, saling senda tapi dalam dusta

Dan dalam dusta aku ridho. Bukankah engkau dan aku percaya Bahwa senja belum menua

kita pun akan sama tahu, dalam tawa atau derita.

Telahku kehilangan kata Dan makna dari berita Tentangmu yang belum diraba

Aku terdiam di kediaman yang sama.

Semarang, 20 juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar