Jiwa yang Terpotong
Satu kata telah kau dengar Sabagai sapa kau aku kenal Lebih dalam Lebih nyaman Dalam bingkai janur anyam
Inilah aku dan jiwa yang terpotong Mengajimu dalam ruang tanpa waktu dalam huruf tanpa harkat Dengan burung tanpa sayap, aku tertatih dalam terbang penuh khayal
Dalam kebisuan kau tumpahkan keganasan
Kita saling tahu tapi tidak saling sapa, saling sapa tapi tidak saling senda, saling senda tapi dalam dusta
Dan dalam dusta aku ridho. Bukankah engkau dan aku percaya Bahwa senja belum menua
kita pun akan sama tahu, dalam tawa atau derita.
Telahku kehilangan kata Dan makna dari berita Tentangmu yang belum diraba
Aku terdiam di kediaman yang sama.
Semarang, 20 juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar