Jumat, 25 Juli 2014

Mudikku Ke Kampung Halaman

Catatan pagi di atas bis, 23 Juli 2014
Akhirnya mudikpun terlakasa. Saat ini Aku dan temenku Hasan sudah menuju surabaya. Bis yang kami tumpangi start jam 08.53 wib dari lapangan Kali Sari Semarang.



Berbeda dengan tahun lalu, mudik kali ini tanpa mengeluarkan biaya kecuali sedikit. Untuk mengurangi angka kecelakaan, PT Jasa Raharja menyediakan mudik gratis bagi masyarakat yang ingin pulang ke kampung halaman. Jasa raharja menyediakan ribuan tiket ke 27 kota di jawa timur dan jawa barat.

Program ini bersekala nasional, tak hanya di jawa tengah. Ada sekitar 27 ribu tiket yang disediakan di seluruh Indonesia. Di jawa tengah pemudik yang ikut program ini hanya 500 orang. Akhirnya bis yang kami tumpangi hanya berisi 13 orang termasuk anak kecil, bapak2, ibu2, mas mas dan mbak2. Bis yang ditumpangi temenku tujuan blitar justru lebih sedikit, tak lebih dari 10 orang.

Secara perhitungan rugi. Ada banyak kursi yang mubadzir. Tidak bermanfaat. Entah karena sosialisasi kurang, para pemudik sedikit, atau para pemudik sudah tidak tertarik dengan program gratis. Sehingga pendaftar program ini tidak melebihi target yang diinginkan PT Jasa Raharja.

Aku duduk di kursi nomer 5 dari depan. Di samping kananku hasan tanpak menikmati musik yang di putar di depan. Judulnya "Sehidup semati", dinyanyikan oleh Didi Kempot.

"cinta kita tak perpisahkan walau di akhir zaman" demikian salah satu kutipan liriknnya.

Sungguh lagu yang sangat romantis dan menyentuh. Tentang kesetiaan. Akupun menikmatinya. Suasanya di atas bis menambah kenikmatan. Lagunya agak melo.

Ah, Aku jadi kasian pada orang di depanku. Dia mesti tak menikmati indah lagu itu. Kulihat ia tertidur pulas padahal bis baru saja berangkat. Sekitar setengah jam yang lalu. Atau jangan2 ia lebih menikmati dari pada aku hingga ia sampai tertidur? Kalau begitu aku kalah berarti dalam soal nikmat menikmati.

Aku masih dalam diam, duduk dengan lutut ditekuk. Kulihat bunyi plastik dari arah kiri. Ah, ternya tante2 lagi menikmati roti. Aku jadi teringat roti yang ada di tas.

"sabar ya roti. Nanti kalau sudah adzan magrib kamu pasti kuhajar juga"

Tante berkacamata itu tidak puasa. Barangkali saja ia non muslim. Atau mungkin karena perjalanan jauh, demi menjaga kesehatan. Mungkin saja.

Ternyata ada aneka ragam orang di dalam bis ini. Namun demikian kami punya tujuan yang sama. Keselamatan sampai tempat tujuan

"subhanalladzi sakhhoro lana hadza wama kunnaa lahuu mukriniin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar