Senin, 30 September 2013

Metafor

Tak begitu mudah membuat cerita naratif yang mengalir laiknya air dari dasar sungai ke lembah yang curam. Sama halnya tak begitu mudah aku berkisah tentang liur asmara yang mengalir dari dari hati ke hati antara romantisme dua insan.


Yang ku tahu dan sangat dan amat mudah untuk dilakukan adalah memenggal kenyataan dalam pena dengan mengetengahkan beberapa sandiwara yang sedikit absurd. Semua tertuang dalam lembar-lembar kosong kertas elektonik dan berserakan dimana-mana, di baca untuk kemudian disanjung atau dihina. Dan bisa jadi telah melahirkan jiwa-jiwa yang sama.


Bukti dan saksi atas senyum atau tangis akan selalu ada jika tangan ini tak berhenti dan tak mengenal lelah untuk selalu menari memainkan lentikan jemari dari tuhan untukku yang merindukan kedamaian.


Semarang, 01 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar