Senin, 30 September 2013

Pahlawan Senja

Di seberang jalan, di bawah pohon itu untuk pertama kali aku ingin menemuimu. Di senja itu aku akan menjadi pahlawan bagimu. Dari sebuah gedung yang bertengger tepat dari bagian muka, engkau keluar dengan langkah gontai. Engkau menuju ke arahku yang sedang duduk di atas jog motor di pinggir jalan. 

Dari kedalam hati mulai terdengar dentuman keras yang membuat segala tingkah jadi tak berjalan secara alami. Engkau semakin mendekat dengan senyum khas seperti yang terdapat di dalam beberapa foto yang pernah kulihat dalam dairymu yang kutemukan di rak temanmu.

"kak,," dengan riang kau telah berdiri tepat di depanku.

"Ini bukunya"

Kusodorkan sebuah buku. Kedatanganku tak lain memang untuk mengantarkan buku itu. Aku meminjamkannya untukmu dari sebuah perpustakaan lantaran kamu kesulitan mendapat buku itu.

"Kok cuma satu kak, yaaah"

"Sebenarnya ada dua, tapi aku bisanya hanya pinjem satu"

"Aku butuh sepuluh refrensi, kak"

"Ya mau gimana lagi. Adanya cuma itu kok"

"Ya sudah gak apa-apa, kak"

"Kalau kamu mau, kamu boleh pinjem sendiri di perpustaakan. sebenarnya tadi aku sudah dapat dua. Hanya saja tak boleh aku meminjamnya kecuali satu buku itu"jelasku

 "knapa kak?"

"Aku sudah punya tanggungan satu buku. Jadi ya, tidak bisa pinjam lebih dari satu"

"owg gitu ya, kak? ya sudah, ini saja tidak apa-apa"

“Terima kasih, kak”

Engkau pergi dengan ucapan terimaksih, kembali menuju gedung itu. Dari belakang terus kuperhatikan langkahmu yang gontai. Hingga sesaat engkau ditelan oleh daun pintu di salah satu gedung itu, aku masih melihatmu.

Setelah itu, aku pergi dengan hati yang sedikit riang karena merasa telah menjadi pahlwan untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar