Di sebuah kamar kicil// Kita berada sama dalam keberbedaan// Engkau mewujud selaksa angin dan aku seperti ranting pohon yang rindang//Kau meniup ku dalam kesadaran elastis// Menggoyahkan heninggnya lagu-lagu malam.
Aku mengandaikanmu dalam kenyataan.
Ketika fajar tiba// Aku menemukanmu// Tapi, aku tak dapat membuka dialog dengan kata manis dan melangit.
Kata orang, itu modal// Aku tahu, tanpa modal omset besar tak dapat diraup// Aku tak suka anekdot, metafora apalagi personifikasi// Bagiku, semua itu adalah bagian dari dunia khayal yang sulit terungkap dalam kenyataan.
Semarang, 14 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar