Rabu, 18 September 2013

Edisi Para Ladies Part I

I/
Berangkat dari profesi sebagai pengamat facebook, aku menemui keanihan pada beberpa pengguna facebook. Dalam pemahaman saya, setiap orang yang nge-like sebuah status, tandanya ia suka, terkesan, atau bahkan kagum terhadap status tersebut. Dan bagi saya, hanya itu. tidak ada unsur lain kecuali karena status itu sendiri yang patut diapresiasi.”

“Namun, yang terjadi, beberapa status orang tertentu justru mendapat puluhan bahkan ratusan "like" dari orang lain. Padahal, status orang tersebut tidak lebih sekedar ecek-ecek. Barangkali ada pemakaian logika yang kurang tepat yang harus disadari secara massal”.

Atau ada unsur lain yang berpengaruh bagi orang tersebut. Misal, teman akrab, cewek cantik, cewek idaman, ingin cari perhatian dari orang tersebut, atau ihwal lain yang berasal dari si penulis status.
Pemanfaat teknologi yang tidak sesuai dengan porsinya. Memang, hal ini sederhana, sejauh tidak merugikan orang lain, tidak masalah dan bukan pelanggaran terhadap norma. Apa lagi dikaitkan dengan kebebasan.

Setiap orang punya kebebasan untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Hanya, kebebasan yang mereka lakukan tidak mengganggu dan melangkahi kebebasan orang lain. Itu sah-sah saja.
Barangkali karena hal inilah status yang diupdate 18 november 2012 ini disebut dengan status aneh. Bahkan, tak segan-segan, kedua bibiku; Halimah dan Muslihatin, bondowoso, menyebut, akulah yang aneh. Setiap orang punya kebebasan menilai orang lain. tak masalah.

Bagiku, status ini tidak aneh. Aku hanya ingin berfikir, mengamati hal yang ada dilingkunganku mulai dari hal ihwal yang amat dan sangat sederhana. Karena segalanya berawal dari yang kecil. Tak ada “kebesaran” kalau taka da “kekecilan”. Oleh karenanya, memulai Sesutu memang semestinya dari yang kecil.
Salah seorang motivator pernah berkata, think big, start small, go fast: berfikir besar, mulai dari yang kecil, bergerak cepat.

Melalui hal sederhana ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa aku pernah hidup di dunia ini. yakni, dengan goresan yang singkat ini.

II/
Kebiasaan yang terjadi dalam dunia cinta anak remaja, mahasiswa atau apa lah yang lainnya, cowok lah yang harus pontang-panting mencari dan mendapatkan wanita untuk dijadikan pendamping hidup. Minimal pacar. Sementara seorang wanita hanya diam  seribu bahasa, menunggu rayuan (gombal) seorang cowok. "enak men dadi cewek!". Mereka hanya nyatai dan menunggu. Bahkan, dia punya otoritas penuh untuk menolak atau menerima tembakan cowok. Pun ia seringkali sewenang-wenang dalam memberi keputusan. Ia tak peduli, betapa besar pengorbanan cowok untuknya, jika tak suka, akan ditolak secara semena-mena. Memang ada, sebagian yang menolaknya secara halus.

Salah satu status teman cewek di facebook begini, wanita sangat mengedepankan perasaan. Maka jangan sekali-kali memainkan perasaan cewek. Karena sekali perasaan itu terlukai, maka akan diingat seumur hidupnya.

Tanpa ditelusuri, baik secara psikologis maupun sosiologis, aku merasakan ambiguitas pada seorang cewek teritama dalam hal perasaan, apakah yang di maksud dengan cewek identik dengan perasaan itu adalah suatu anjuran bahwa sebagai cowok dilarang “memainkan perasaan cewek" atau sebaliknya, "cewek memang tak punya perasaan", alias kejam.

Mungkin, sudah masyhur dikalangan masyarakat khususnya para pemuda. Dan ini adalah bagian dari teori dalam sebuah disiplin ilmu. Bahwa cewek, dalam menentukan pasangannya, ketampanan cowok bukan lah ukuran. Berbeda dengan cowok, ketika melihat cewek yang cantik, tidak bisa tidak ia akan tertarik. Minimal ia merasa kagum.

Ini tidak terlalu benar, menurutku. Bagaimana kita melihat ketika seorang cewek mengagumi tokoh idolanya di televisi. Banyak wanita histeris, bahkan dirinya tiada berarti. Bagaimana reaksi para cewek ketika penyanyi ngetop Justin Bieber beraksi di Indonesia. Ah, “tak jauh beda antara susu dan teh”.
Ada pula, si cewek memutus hubungan setelah ia tahu seperti apa cowok yang ia kenal melalui sms. Di sisi lain, banyak cewek yang tidak memberi kesempan sama sekali bagi orang tertentu untuk mengenal dirinya. Itu karena, barangkali, pada pandangan pertama, cewek tak merasa tertarik pada si cowok.

Demikian Edisi Para Ladies Part I, Nantikan Bagian Selanjutnya,,, he he,
Mohon maaf jika ada pihak yang merasa tersinggung. ini bukan apa-apa hanya sekedar basa-basi..

# edisi special pra ladies. Semarang, 18 November 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar