Minggu, 11 Januari 2015

Batang In Memorian

[Catatan ke-2]


_Tentang kerinduan yang mungkin terlalu berlebihan dan tak pernah engkau tahu. Tentang engkau dan aku, ketika telah usai cerita ini kita Lakonkan.


Ya, kenapa aku jadi kurang bersemangat untuk melakukan apapun di tempat ini. Aku bertanya pada diri, dan rupanya dapat terjawab ketika engkau telah kembali setelah beberapa waktu pergi. Semangatku kembali bangkit untuk kesekian kali. Hari itu adalah hari kesadaran, karena engkau, sebagian besar aku melakukannya. Melihatmu tersenyum tanpa gundah, mendengar suara lebut, dan dari kejauhan aku melihat dalam dekatmu.


Kerinduan ini tidak pernah engkau tahu. Bahkan ketika cerita kita selama beberapa hari di ‘pengasingan’ untuk satu tugas mulia telah usai kita lakonkan. Seperti hanya sebuah drama, engkau dan aku akan kembali ke kehidupan yang nyata. Kehidupan yang lebih lama engkau dan aku jalani, meninggalkan skenario yang sengaja dibuat secara singkat, melupakan kenangan saat kita tertawa, bercanda dan berkerja bersama-sama. 

Ini akan menjadi kenyataan yang sangat menyakitkan sekalipun aku dan mungkin engkau sadar bahwa pertemuan kita hanya di atas panggung. Ketika penonton tak lagi bersorak, ketika perlahan mereka meninggalkan arena pentas, ketika nyala neon mulai meredup satu-per satu, saat itu kita akan sedikit sadar bahwa cerita kita akan segera usai.

Bagaimana jika sebuah cerita telah selesai dimainkan. Ia akan hangat hanya dalam bincang dari satu bibir ke bibir lain. Engkau akan berkisah kepada teman, sahabat, saudara famili bahwa engkau pernah bermain peran bersamaku. Engkau akan bercerita tentang kebaikan dan keburukan yang terjadi di atas pentas yang kita mainkan bersama. Dan semua itu tak kurang dari tenggang waktu dalam kedipan mata. 

Kenyataan memang selalu demikian. Meninggalkan luka dalam satu sisi. Tidak akankah tawa yang kita lakukan bersama akan berakhir dengan tetesan tangis. Tidak mungkin. Pada saatnya, kita akan saling rangkul berkali-kali. Saling pandang satu sama lain. Dalam hati tanpa sadar kita akan menghujat takdir. Kenapa kita harus bertemu kalau berpisah dalam waktu yang sangat singkat tidak dapat kita elak?


Batang, 06 Oktober 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar