Selasa, 03 Januari 2017

Merenungi Kepentingan


Apa yang penting dari seekor nyamuk: hewan kecil penghisap darah dan pengganggu orang setiap kali melakukan aktivitas tidur. Karena nyamuk, hewan kecil yang suka terbang lalu berteriak di pinggir telinga itu, hidup seseorang terkadang harus berakhir. Setiap tahun, setiap datang musim hujan, selalu ada saja yang mati karena penyakit bernama demam berdarah.

Seseorang yang masih proses belajar memahami hakikat penciptaan, mungkin gagal paham dan mengira keberadaan hanya sebuah kesia-siaan. Sebab esensi makhluk hidup mustinya memberi manfaat, bukan sebaliknya: memberikan mudlorot. Di sinilah kita akan belajar tentang apa yang penting dan yang hanya dianggap penting: kepentingan.  

Bagi setiap orang, belajar paham agar tak salah dalam memahami segala yang pernah dilihat, didengar, dan setiap kejadian yang secara langsung atau tidak menimpa dirinya adalah penting. Tuhan pun menganggap penting penciptaan seekor nyamuk hingga akhirnya ia harus diciptakan.

Tuhan menyampaikan langsung mengenai ini dalam Quran surat Al Baqarah 26: Tuhan sedang membuat perumpamaan. Karena perumpamaan itu, mansusia sebagian menjadi semakin mantab beriman. Karena perumpamaan itu pula sebagian lainnya justru semakin tersesat.

Seorang guru sewaktu saya sekolah pernah berujar: karena nyamuk banyak orang bisa makan setelah menjual obat nyamuk. Ribuan buruh yang bekerja di pabrik obat nyamuk menggantungkan hidupnya.

Pemilik pabrik, buruh, dan penjual obat pembasmi nyamuk akan bersyukur atas keberadaan “monster” yang dapat mematikan itu. Sebab dari sana mereka bertahan hidup dan menjalani kehidupan. Setiap orang juga akan merasa geram jika saat enak-enaknya tidur dan mimpi indah tiba-tiba si penjahat nyamuk menyerang tubuh sampai ia terbangun. Inilah kepentingan.

Semua orang bertindak atas kepentingan itu sendiri: kepentingan pribadi, seseorang yang disukai, golongan (suku, agama, ras, partai politik), atau kepentingan kemanusiaan. Tuhan pun berkepentingan. Tapi kepentingan tuhan bukan untuk dirinya. Melainkan untuk ciptaannya. Karena itu kepentingan kemanusiaan menjadi puncak kepentingan dari kepentingan-kepentingan yang lain.

Melalui penciptaan nyamuk, Tuhan ingin mengajak manusia berpikir dan merenung, dari yang paling kecil dan terkesan remeh. Tujuannya sama sekali bukan semata Dia agar dikenal dan terkenal. Sebaliknya, Tuhan ingin memberi pelajaran berharga bagi makhluk (baca: manusia) agar tahu ilmu hikmah.

Tuhan pun menciptakan manusia dan seluruh makhluk di bumi dan langit. Ia menganggap penting penciptaan manusia dibedakan dan khusus dibandingkan makhluk lain. Manusia diberi kebebasan bepikir dan berkehendak agar bisa memilih apa yang penting untuk dirinya. Juga untuk orang lain sebagai makhluk bersosial. Tuhan kemudian menyebut manusia dengan kholifah: pemimpin. Pemimpin bagi diri sendiri, pemimpin bagi orang lain, dan pemimpin makhluk lain yang tak diberi akal.

Dua hal yang musti dipahami baik-baik adalah memahami kata penting dan kepentingan itu. Pada kata pertama kita akan melihat sebagai bentuk netral. Ibarat manusia yang baru lahir, belum terpengaruh pada lingkungan. Ia penting dengan sendirinya sebagai sifat.  

Penting tak lagi menjadi netral setelah berubah bentuk menjadi kata kedua, kepentingan. Nilai yang melekat akan bergantung pada diri-subjek-yang memakainya. Kepentingan menjadi kata bermakna ganda dan bergantung bagaimana ia digunakan. 

Makna pertama bisa berkonotasi positif. Misalnya berbuat berbuat sesuatu yang menyangkut kepentingan orang banyak. Tindakan ini baik dan positif dari sisi agama maupun moral. Sementara makna yang kedua bisa berkonotasi negatif. Seperti secara sembunyi-sembunyi melakukan tindakan melanggar hukum atas dasar keserakahan dan hawa nafsu. Bahkan agama atau humum moral tidak lantas menganggapnya sebagai tindakan positif sekalipun yang dijadikan dasar adalah adalah kemanusiaan. 

Manusia, si makluk tuhan, yang hidup dan bertindak atas kepentingan-kepetingan itu, mustinya bisa arif. Kearifan ini bisa dilihat dari sejauh mana manusia mengutamakan kepentingan yang sedang ia lakukan: untuk diri sendiri, kelompok, agama, kemanusiaan sebagaimana kepentingan tuhan?

Mari merenung atas kepentingan-kepentingan yang selama ini kita lakukan!       
 

Jepara, 3 Januari 2017
     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar