sebilah
mata pisau kau lempar
mengena
jantung debu jalan
kau
bikin anyir tubuh di angin
menghempas
rongga nafas
melupa
segala ingat. kecuali mata pisau-mu
di
mata risauku.
jangan
paksa aku merajam diri
karena
mata pisau-mu
kau mandikan rintik hujan
sampai
aku hanyut ke selokan,
ke
kolong jembatan, mengalir ke sungai,
bersama
sampah-sampah
di
tepi jalan.
sebab
mata pisau-mu
mata
risau-ku
mendustai
kenang yang mengarang.
Jepara,
4 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar